Pembahasan Soal Ujian Nasional (UN) Kimia 2013 No.1-10

Pada postingan ini, akan dibahasas mengenai soal un Kimia tahun 2013. Soal un SMA ini adalah kumpulan paket paket soal un Kimia tahun 2013 yang berjumlah keseluruhan sebanyak 40 soal. pada kesempatan kali ini yang akan dibahasa sebanyak 10 soal. Silahkan dipelajari dan semoga bermanfaat.

Soal no. 1
Perhatikan grafik titik didih senyawa-senyawa hidrida golongan IVA, VA, dan VIA berikut!

Soal Kimia UN
Senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen antar molekulnya adalah nomor….
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 dan 5
E. 5 dan 6

Pembahasan
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen antar molekulnya memiliki ciri titik didihnya tinggi. Dari grafik yang 3 dan 2 memiliki titik didih relatif tinggi.
Jawab: B.

Soal no. 2
Perhatikan data sifat fisik dari dua zat berikut!



Jenis ikatan yang terdapat pada zat X dan zat Y berturut-turut adalah….
A. ionik dan kovalen nonpolar
B. kovalen nonpolar dan ionik
C. kovalen polar dan kovalen nonpolar
D. kovalen polar dan ionik
E. hidrogen dan ionik

Pembahasan
Ciri-ciri ikatan Kovalen polar:
-titik leleh rendah
-bentuk larutannya dapat menghantarkan listrik
-bentuk lelehannya tidak dapat menghantar listrik

Ciri-ciri ikatan Kovalen nonpolar:
-titik leleh rendah
-bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan listrik
-bentuk lelehannya tidak dapat menghantarkan listrik

Ciri-ciri ikatan Ionik:
-titik lelehnya tinggi
-bentuk larutannya dapat menghantarkan listrik
-bentuk lelehannya dapat menghantarkan listrik

Dari ciri-cirinya jenis ikatan pada X dan Y masing-masing adalah ionik dan kovalen nonpolar.
Jawab: A.

Soal no. 3
Diketahui konfigurasi elektron:
Si = [Ne] 3s2 3p2
F = [He] 2s2 2p5

Jika kedua unsur tersebut membentuk senyawa, bentuk molekul yang terjadi sesuai aturan oktet adalah….
A. linear
B. segitiga datar
C. tetrahedral
D. segitiga piramida
E. oktahedral

Pembahasan
Si = [Ne] 3s2 3p2 → elektron valensinya 4
F = [He] 2s2 2p5 → elektron valensinya 7

F (elektron valensi 7) jadi perlu 1 elektron lagi agar mencapai kesetimbangan oktet, sementara Si menyumbang 4 elektron untuk dipakai bersama.
Molekul yang terbentuk SiF4 (silicon tetrafluoride), bentuk molekul tetrahedron (tipe AX4)
Jawab: C

Soal no. 4
Perhatikan notasi unsur berikut!



Letak unsur dan konfigurasi elektron yang paling tepat untuk unsur A adalah……
(Nomor atom Ar = 18)



Pembahasan
Perhatikan urutannya saat mengisi elektron.

Soal UN Kimia

Konfigurasi elektron dari A
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
= [Ar] 4s2 3d3

Banyaknya kulit n = 4 → Periode 4
Elektron valensi 4s2 3d3 → ada 5, mengisi sub kulit s dan d, termasuk unsur transisi, Golongan VB.
Jawab: E.

Soal no. 5
Harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir dari unsur



adalah…
A. n = 3; l = 1; m = - 1; s = - ½
B. n = 3; l = 2; m = +2; s = + ½
C. n = 3; l = 1; m = 0; s = + ½
D. n = 3; l = 2; m = - 2; s = + ½
E. n = 3; l = 2; m = 0; s = +½

Pembahasan
Konfigurasi elektron dari 25Mn55

http://ilmukima.blogspot.com/

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5

dari 3d5



n = 3 (kulit ke-3)
l = 2 (subkulit d, l = 2)
m = + 2 (letak orbital)
s = + ½ (arah spin)

Jawab: B

Soal no. 6
Perhatikan gambar struktur Lewis senyawa asam nitrat (HNO3) berikut!

http://ilmukima.blogspot.com/
Pasangan elektron yang terbentuk secara kovalen koordinasi ditunjukkan oleh nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Pembahasan
Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari satu atom saja. Pasangan elektron nomor 3 adalah pasangan elektron koordinasi.
Jawab: C

Soal no. 7
Aluminium larut dalam larutan asam sulfat menghasilkan larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen. Persamaan reaksi yang tepat pada peristiwa tersebut adalah…
A. 2Al (s) + 3H2 SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
B. Al (s) + H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)
C. 2Al (s) + H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
D. Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
E. 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → 2Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)

Pembahasan
Reaksi yang setara memiliki jumlah masing-masing atom di ruas kiri sama dengan ruas kanan.
2Al (s) + 3H2 SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)

Al = 2
H = 6
S = 3
O = 12
Jawab : A.

Soal no. 8
Sebanyak 11,6 gram senyawa hidrat Na2SO4 ⋅ x H2O dipanaskan sampai terbentuk Na2SO4 sebanyak 7,1 gram menurut reaksi

Na2SO4 ⋅ xH2O(s) → Na2SO4(s) +xH2O(g).

Jika Ar Na = 23; S = 32 dan H = 1, rumus senyawa kristal tersebut adalah…
A. Na2SO4 ⋅ H2O
B. Na2SO4 ⋅ 2H2O
C. Na2SO4 ⋅ 3H2O
D. Na2SO4 ⋅ 4H2O
E. Na2SO4 ⋅ 5H2O

Pembahasan
Banyak mol Na2SO4 yang terbentuk adalah:


Reaksi:


Terlihat koefisien Na2SO4 ⋅ xH2O sama dengan koefisien Na2SO4  jadi yang bereaksi juga 0,05 mol.
Sehingga dari massa dan mol Na2SO4⋅ xH2O ( Ar Na = 23; S = 32; O = 16; dan H = 1)

Jawab: E

Soal no. 9
Sebanyak 24,5 gram padatan kalium klorat dipanaskan dalam wadah tertutup, sehingga terjadi reaksi sesuai persamaan:

2 KClO3 (s) → 2KCl (s) +3O2 (g)

Massa zat yang dihasilkan adalah….
(Ar: K = 39; Cl = 35,5; O = 16)
A. 122,5 gram
B. 61,2 gram
C. 24,5 gram
D. 14,9 gram
E. 9,6 gram

Pembahasan
Zat yang dihasilkan pada soal di atas adalah adalah zat yang di ruas kanan yaitu  KCl sekaligus O2. Massa sebelum dan sesudah reaksi di sini akan sama, 24,5 gram.
Jawab : C.

atau bisa juga dengan perhitungan:
mol KClO3 yang bereaksi sebanyak


Reaksi yang terjadi


KCl yang dihasilkan 0,2 mol dan O2 sebanyak 0,3 mol, massa masing-masing zat adalah:


Massa zat yang dihasilkan dengan demikian adalah :
14,9 + 9,6 = 24,5 gram
Jawab: C

Soal no. 10
Perhatikan data percobaan uji larutan berikut!

http://ilmukima.blogspot.com/

Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan nonelektrolit berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor….
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (5)
C. (4) dan (5)
D. (5) dan (1)
E. (5) dan (3)

Pembahasan
Ciri-ciri larutan elektrolit kuat diantaranya:
- Lampu terang atau redup .
- banyak gelembung gas di elektrodanya.

Ciri-ciri larutan elektrolit kuat diantaranya:
- Lampu mati
- Tidak ada gelembung gas di elektrodanya

Larutan elektrolit kuat nomor 5, sementara non elektrolit nomor 1.
Jawab : D.
http://ilmukima.blogspot.com/
Ciri-ciri larutan-daya hantar.

Struktur Atom: Bilangan Kuantum

http://ilmukima.blogspot.com/
Struktur Atom. Bilangan Kuantum adalah suatu nilai yang menjelaskan kuantitas kekal dalam sistem dinamis. Bilangan kuantum menggambarkan sifat orbital dan elektron dalam orbital. Bilangan kuantum menentukan tingkat energi utama atau jarak dari inti, bentuk orbital, orientasi orbital, dan spin elektron. Setiap sistem kuantum dapat memiliki satu atau lebih bilangan kuantum.

Macam-Macam Bilangan Kuantum

Untuk menjelaskan elektron secara lengkap dibutuhkan empat macam bilangan kuantum, yaitu:
  1. Bilangan kuantum utama (n) yang menyatakan tingkat energi.
  2. Bilangan kuantum azimut (ℓ) yang menyatakan bentuk orbital.
  3. Bilangan kuantum magnetik (m) yang menyakatakan orientasi orbital dalam ruang tiga dimensi.
  4. Bilangan kuantum spin (s) yang menyatakan spin elektron pada sebuah atom.

Penjelasan Bilangan Kuantum

Bilangan kuantum utama

Bilangan kuantum utama (primer) digunakan untuk menyatakan tingkat energi utama yang dimiliki oleh elektron dalam sebuah atom. Bilangan kuantum utama tidak pernah bernilai nol. Semakin tinggi nilai n semakin tinggi pula energi elektron.

Untuk sebuah atom, nilai bilangan kuantum utama berkisar dari 1 ke tingkat energi yang mengandung elektron terluar. Bilangan kuantum utama mempunyai nilai sebagai bilangan bulat positif 1, 2, 3, dst. Nilai-nilai tersebut melambangkan K, L, M, dst.

Kulit K L M N O
Nilai n 1 2 3 4 5

Bilangan kuantum azimut

Bilangan kuantum azimut sering disebut dengan bilangan kuantum angular (sudut). Energi sebuah elektron berhubungan dengan gerakan orbital yang digambarkan dengan momentum sudut. Momentum sudut tersebut dikarakterisasi menggunakan bilangan kuantum azimut. Bilangan kuantum azimut menyatakan bentuk suatu orbital dengan simbol ℓ.

Bilangan kuantum azimut juga berhubungan dengan jumlah subkulit. Nilai ini menggambarkan subkulit yang dimana elektron berada. Untuk subkulit s, p, d, f, bilangan kuantum azimut berturut-turut adalah 0, 1, 2, 3.

Bilangan kuantum magnetik

Bilangan kuantum magnetik menyatakan tingkah laku elektron dalam medan magnet. Tidak adanya medan magnet luar membuat elektron atau orbital mempunyai nilai n dan ℓ yang sama tetapi berbeda m. Namun dengan adanya medan magnet, nilai tersebut dapat sedikit berubah. Hal tersebut dikarenakan timbulnya interaksi antara medan magnet sendiri dengan medan magnet luar.

Bilangan kuantum magnetik ada karena momentum sudut elektron, gerakannya berhubungan dengan aliran arus listrik. Karena interaksi ini, elektron menyesuaikan diri di wilayah tertentu di sekitar inti. Daerah khusus ini dikenal sebagai orbital. Orientasi elektron di sekitar inti dapat ditentukan dengan menggunakan bilangan kuantum magnetik m.

Kulit (n) Subkulit (l) Nama Orbital (nl) Orientasi (m1) Jumlah Orbital Maksimum Terisi
n = 1 l = 0 1s ml = 0 1 2 e-
n = 2 l = 0 2s ml = 1, 0-1 1 2 e-
l = 1 2p ml = 1, 0-1 (or px, py, pz) 3 6 e-
n = 3 l = 0 3s ml = 0 1 2e-
l = 1 3p ml = 1, 0-1 3 6 e-
l = 2 3d ml = 2, 1, 0, -1, -2 (or dxy, dyz, dxz) 5 10 e-

Bilangan kuantum spin

Bilangan kuantum spin menyatakan momentum sudut suatu partikel. Spin mempunyai simbol s atau sering ditulis dengan ms (bilangan kuantum spin magnetik). Suatu elektron dapat mempunyai bilangan kuantum spin s = +½ atau –½.

Nilai positif atau negatif dari spin menyatakan spin atau rotasi partikel pada sumbu. Sebagai contoh, untuk nilai s = +½ berarti berlawanan arah jarum jam (ke atas), sedangkan s = -½ berarti searah jarum jam (ke bawah). Diambil nilai setengah karena hanya ada dua peluang orientasi, yaitu atas dan bawah. Dengan demikian, peluang untuk mengarah ke atas adalah 50% dan peluang untuk mengarah ke bawah adalah 50% .

Termokimia: Entalpi

Termokimia. Pengertian Entalpi. Sebenarnya penjelasan mengenai  pengertian entalpi akan sangat mudah dipahami jika menggunakan penerapan. Entalpi merupakan suatu kuantitas termodinamika. Entalpi adalah jumlah kalor yang dimiliki sebuah zat yang secara matematis, entalpi suatu sistem dinyatakan sebagai

H = U + pV

dimana,
H adalah entalpi sistem.
U adalah energi dalam suatu sistem.
p adalah tekanan sistem / di sekeliling sistem.
V adalah volume sistem.
 

Perubahan entalpi seringkali sama dengan energi panas yang diserap atau dikeluarkan oleh sistem selama reaksi. Pada dasarnya entalpi dapat dihitung secara matematis ketika energi dari sistem telah diketahui.

Satuan Entalpi

Entalpi dinyatakan dalam bentuk energi per massa. Energi mempunyai satuan Joule (J) dan massa mempunyai satuan kilogram (kg). Dengan demikian, satuan entalpi adalah  J/kg. Satuan entalpi yang lain adalah erg/gram; BTU/lbm; kal/gram; dsb.
Konversi satuan entalpi adalah sebagai berikut:
1 kal/gram = 4184 J/kg.
1 BTU/lbm = 2326 J/kg.

Jenis-jenis Entalpi

Ada banyak sekali macam entalpi, namun yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
  1. Entalpi pembakaran
  2. Entalpi pembentukan
  3. Entalpi peruraian
  4. Entalpi pelarutan
  5. Entalpi penggabungan
  6. Entalpi penguapan
  7. Entalpi netralisasi
  8. Entalpi sublimasi
  9. Entalpi transisi
  10. Entalpi hidrasi

Nilai Entalpi

Entalpi Positif

Entalpi positif terjadi pada reaksi yang bersifat endoterm. Reaksi ini mengambil energi dari lingkungan. Energi yang diserap digunakan untuk membuat ikatan. Energi yang dibutuhkan untuk membentuk ikatan lebih besar daripada untuk memutus ikatan.

Entalpi Negatif

Entalpi yang bernilai negatif mengindikasikan bahwa reaksi berlangsung secara eksoterm. Energi yang ada berasal dari reaksi yang berlangsung. Reaksi jenis ini membutuhkan lebih banyak energi untuk memutus ikatan daripada membentuk ikatan. Temperatur akan lebih tinggi sebagai hasil dari reaksi eksotermik.

Entalpi Kisi

Ketika ion-ion dalam keadaan gas bereaksi satu dengan yang lainnya membentuk senyawa kemudian melepaskan entalpi atau mengubah nilai entalpi, itulah yang disebut entalpi kisi. Sebagai contoh adalah pembentukan NaCl yang biasanya melepaskan kalor ke lingkungan:
Na+ (g) + Cl - (g) ⇌ NaCl (s)
 Termokimia Entalpi

Tabel Entalpi

Di bawah ini adalah tabel yang berisi data entalpi beberapa hidrokarbon.

Nama Rumus Kimia Entalpi (kkal/mol)
Hidrogen H2 0.0
Metana CH4 -17.9
Etana C2H6 -20.0
Asetilena C2H2 +54.2
n-propana C3H8 -25.0
n-butana C4H10 -30.0
n-pentana C5H12 -35.1
n-heksana C6H14 -40.0
n-heptana C7H16 -44.9
n-oktana C8H18 -49.8
n-nonana C9H20 -54.8
n-dekana C10H22 -59.6
2-metilpropana (Isobutana) C4H10 -32.1
2,2-dimetilpropana C6H14 -40.1
2-metilbutana (Isopentana) C5H12 -36.9
2,2-dimetilbutana C6H14 -44.5
2-metilpentana (Isoheksana) C6H14 -41.8

Redoks dan Elektrokimia: Bilangan Oksidasi (Biloks)

 Redoks dan Elektrokimia
Redoks dan Elektrokimia. Bilangan oksidasi adalah bilangan positif atau negatif yang menunjuk pada muatan suatu spesies bila elektron-elektron dianggap terdistribusi pada atom-atom menurut aturan tertentu. Aturan distribusi ini adalah secara ionik bagi spesies heteronuklir yang artinya terjadi perpindahan elektron kepada atom yang lebih bersifat elektronegatif, dan secara kovalen murni bagi spesies homonuklir. Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) melibatkan adanya transfer elektron, dengan demikian terjadi perubahan tingkat atau bilangan oksidasi spesies yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk mengetahui jumlah elektron yang terlibat perlu identifikasi tingkat oksidasi atau bilangan oksidasi yang terlibat dalam reaksi.

Aturan Bilangan Oksidasi

Atas batasan yang telah dijabarkan di atas, maka bilangan oksidasi dapat ditentukan oleh aturan berikut:
  1. Bilangan oksidasi untuk setiap atom unsur adalah nol.
  2. Bilangan oksidasi ion monoatomik adalah sama dengan muatan ion yang bersangkutan.
  3. Jumlah aljabar bilangan oksidasi suatu spesies poliatomik netral adalah nol, dan suatu spesies poliatomik asam dengan muatan ion yang bersangkutan.
  4. Dalam suatu senyawa, unsur yang lebih elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi negatif, dan unsur yang lebih elektropositif mempunyai bilangan oksidasi positif.
  5. Untuk suatu senyawa yang dalam molekulnya tersusun lebih dari satu atom yang sama, dikenal adanya bilangan oksidasi rata-rata maupun bilangan oksidasi individual bagi masing-masing atom berdasarkan ikatannya.

Aturan nomor 5 mengindikasikan bahwa atom unsur yang sama dalam satu molekul dapat memiliki tingkat oksidasi yang berbeda, dan ini sebagai akibat kedudukan ikatan yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah senyawa Na2S2O3. Dalam senyawa tersebut setiap atom natrium dan oksigen masing-masing mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, tetapi kedua atom belerang sesungguhnya mempunyai bilangan oksidasi individual yang berbeda yaitu +5 untuk atom Spusat dan -1 untuk atom Sterminal, sehingga atom S mempunyai tingkat oksidasi rata-rata +2. Perbedaan tingkat oksidasi atom S dalam senyawa tersebut memang ditunjukkan oleh perbedaan sifat reaksinya sebagaimana sifat ikatannya. Atom S dan O masing-masing mempunyai 6 elektron valensi, dan dengan adanya 2 elektron tambahan (dari dua atom Na) menghasilkan formula konfigurasi oktet elektron model Lewis, S2O32-. Pertimbangan sifat elektronegativitas menyarankan bahwa ke enam elektron valensi atom Spusat lebih tertarik ke arah tiga atom oksigen, dan sepasang elektron ikatan S-S berada di tengah-tengah antara keduanya sehingga kedua atom belerang dalam lingkungan elektronik yang berbeda. Akibatnya, tingkat oksidasinya pun berbeda pula. Tiap atom O menjadi seolah-olah kelebihan 2 elektron dan dengan demikian mempunyai tingkat oksidasi -2. Sepasang elektron ikatan S-S dimiliki bersama dengan kekuatan elektronegativitas yang sama pula sehingga masing-masing atom S mendapat 1 elektron. Dengan demikian, diperoleh tingkat oksidasi +5 (= +6 -1) untuk atom Spusat, dan -1 untuk atom Sterminal.


Perbedaan Biloks dengan Muatan Formal

Perlu diingat bahwa perbedaannya dengan konsep muatan formal yaitu bahwa konsep ini mengasumsikan pada ikatan kovalen murni sehingga pasangan elektron ikatan selalu dimiliki bersama dengan kekuatan yang sama antara dua atom yang berbeda elektronegativitasnya. Sedangkan konsep bilangan oksidasi mengasumsikan pada ikatan ionik antara dua atom yang berbeda sehingga pasangan elektron ikatan selalu berpihak kepada atom yang lebih elektronegativitasnya lebih tinggi. Dalam molekul CO menurut struktur elektronik Lewis, masing-masing atom mempunyai muatan formal -1 untuk atom C dan +1 untuk atom O, tetapi mempunyai tingkat oksidasi +2 untuk atom atom C dan -2 untuk atom O.

Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan. Maksud dari sifat koligatif larutan adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume pelarut dan bukan pada massa partikel. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan sifat koligatif adalah penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Sehingga muncul adanya diagram fase sebagai berikut:
 Sifat Kologatif Larutan

Penurunan Titik Beku

Penurunan titik beku terjadi ketika titik beku suatu cairan lebih rendah karena adanya penambahan senyawa lain pada cairan. Cairan akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari pelarut murni. Contoh penurunan titik beku adalah titik beku air laut lebih rendah daripada titik beku air murni. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa lain (yaitu garam) di dalam air laut, sehingga menyebabkan titik beku air laut lebih rendah daripada titik beku air biasa. Penurunan titik beku adalah salah satu sifat koligatif larutan.

Penurunan titik beku dapat dihitung menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan hukum Raoult. Penurunan titik beku (ΔTf) larutan adalah sebagai berikut:

ΔTf = m . Kf
dimana
ΔTf  = penurunan titik beku
m     = molalitas larutan
Kf    = tetapan penurunan titik beku molal

Sehingga titik beku larutan dapat dihitung dengan rumus
Tf = (0 - ΔTf)oC

Kenaikan Titik Didih

Kenaikan titik didih terjadi ketika titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni. Temperatur suatu pelarut naik ketika adanya penambahan zat yang non-volatil (tidak mudah menguap). Sebagai contoh adalah, ketika garam dimasukkan ke dalam air, maka titik didih akan naik dikarenakan adanya garam dalam larutan. Seperti halnya penurunan titik beku, kenaikan titik didih juga merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Kenaikan titik didih juga dihitung dengan menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan hukum Raoult. Kenaikan titik didih (ΔTb) larutan adalah sebagai berikut:

ΔTb = m . Kb

dimana
ΔTb  = kenaikan titik didih
m     = molalitas larutan
Kb    = tetapan kenaikan titik didih molal

Sehingga titik didih larutan dapat dihitung dengan rumus
Tb = (100 + ΔTb)oC

Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan elektrolit

Pada larutan elektrolit, jumlah ion dan tetapan disosiasi mempengaruhi penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Sehingga, pada larutan elektrolit diberlakukan faktor van't Hoff yang dilambangkan dengan i

i = 1 + (n-1)α
dimana
i  = faktor van't Hoff
n = jumlah ion
α = tetapan disosiasi

Contoh larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari adalah asam cuka dan air garam.

Sehingga,
Rumus penurunan titik beku latutan elektrolit
ΔTf = m . Kf . i


Rumus kenaikan titik didih laturan elektrolit
ΔTb = m . Kb . i

Contoh Soal Sifat Koligatif Larutan

Ke dalam 1 liter air, dimasukkan 80 gram padatan natrium hidroksida (NaOH). Berapakah titik beku dan titik didih larutan? Diketahui NaOH terdisosiasi sempurna, Mr NaOH = 40 gram/mol, Kf air adalah 1,86oC dan Kb air adalah 0,52oC.

Jawab:
Jika terdisosiasi sempurna, NaOH akan membentuk 2 ion, yaitu Na+ dan OH- dan tetapan disosiasi adalah 1.

Maka,
i = 1 + (n-1) α
  = 1 + (2-1) 1
= 2

ΔTf = m . Kf . i
       = 2 . 1,86 . 2
       = 7,44 oC

Sehingga Tf = (0 - 7,44)oC
                    = -7,44

ΔTb = m . Kb . i
       = 2 . 0,52 . 2
       = 2,08 oC

Sehingga Tb = (100 + 2,08)oC
                     = 102,08 oC